Monday, March 12, 2007

Selamat Jalan Sobat

Jam 01.15
Jakarta masih terlelap, ketika aku membaca SMS itu
"innalillahi wa inna ilaihi raji'un, telah berpulang Nurul Chamidah, mohon do'anya "

Innalillahi
Semoga Allah mengampuni smua dosa dan menerima semua amal baik mu
Semoga Allah melapangkan kuburmu dan memberikan tempat terbaik di sisiNya

Saudaraku,
adalah 2 tahun yang lalu ketika kita terakhir bertemu
ketika sama-sama mengikuti tes masuk di kantorku saat ini
4 tahun bersamamu tidak akan pernah kulupa jasa baikmu
sering kali aku meminta bantuanmu untuk memberikan aku tutorial pelajaran2 kuliah ketika menjelang UTS or UAS
karena aku bukan tipe orang yang suka berkutat lama2 di buku kuliah
penjelasan singkatmu itu sungguh menolongku
dan engkau
dengan tulus melakukannya
masih kuingat senyum itu...
manis sekali...

Saudaraku,
maafkan aku, yang belum sempat meminta maaf kepadamu
hingga Maut memisahkan kita
maafkan aku, yang tidak bisa mengantar kepergianmu
aku hanya bisa berdo'a dari sini
baru minggu kemaren aku berencana menjengukmu
ketika aku pulang ke surabaya
tapi takdir berkata lain

Saudaraku,
maafkan aku, sungguh
Selamat jalan sobat, Semoga engkau bahagia
selalu

amin

yang sedang menunggu mati

Monday, February 26, 2007

Ketika kata WAJIB menjadi kebiasaan

"Wajib hadir di acara ....."
"Diwajibkan untuk seluruh ..."

mungkin ada beberapa diantara kita yang pernah mendapatkan sms ato instruksi seperti itu
dan entah kenapa aku tidak begitu suka dengan pemilihan kata2 WAJIB
seolah begitu mudahnya hukum itu dikenakan atas sesuatu
lantas, kalo kita tidak memenuhi, apakah lantas menjadi dosa ?

penerapan qiyadah wal jundiyah, tidak seharusnya melulu dalam bentuk "instruksional"
apalagi ketika itu diterapkan kepada kader yang tertarbiyah tahunan
justru aku menangkap kesan ketiadaan kepercayaan kepada jundi klo instruksi2 semacam itu masih diteruskan
sebagai seorang jundi yang telah terbina, insyaAllah kita akan selalu menyambut seruan kebaikan tanpa ada embel2 WAJIB...

ketidak sukaanku mencapai klimaksnya ketika kajian mingguan disetarakan kedudukannya dengan sholat lima waktu, mempunyai derajat wajib yang sama
hmmm...menggelitik saraf-saraf keingintahuanku
fatwa dari mana ? landasan syar'inya apa koq menyamakan itu dengan sholat....
masih masuk di logika klo 2 hal itu adalah sarana untuk meningkatkan ketaqwaan
tapi akan menjadi pertanyaan besar ketika mereka menduduki peringkat yang sama
aku termasuk rajin ikut kajian mingguan, klo toh ga datang biasanya karena alasan2 yang syar'i
tapi bukan berarti aku diam membisu dengan kemandekan yang aku rasakan di forum itu

semua ini bermula ketika aku mengutarakan "kemandekan" di kajian itu ke beberapa temenku
waktu itu Ummi tidak hadir
sengaja forum itu aku manfaatkan untuk mengevaluasi program kerja dan menampung kritik saran
kabanyakan dari kita mempunyai keluhan yang sama :
materi yang monotom dan itu-itu aja, proses yang berlangsung 1 arah, dan tidak peka dalam menangkap kebutuhan peserta
tidak salah memang, semua temen2ku adalah wanita karier dan berumah tangga, berpendidikan minimal s1...
tidak salah kalo kita mempunyai ekspektasi lebih terhadap forum yang kita hadiri seminggu sekali itu
aku yakin, mereka adalah wanita2 hebat yang dengan sentuhan khusus akan melahirkan kegiatan2 hebat
buat aku kajian bukan sekedar menerima materi, tapi juga melahirkan gagasan baru untuk dakwah ini
tapi klo materi "urgensi tarbiyah" diulang2 tiap bulan...
kapan majunya kita...
come on...dakwah ini membutuhkan orang2 yang cerdas dan berwawasan

kita memang bisa mencari di luar, tapi klo ada fasilitas pekanan, ajang diskusi yang telah ada
kenapa tidak dimanfaatkan ?
setalah mengumpulkan beberapa masukan, kita sepakat untuk menunjuk orang yang akan menyampaikan hal ini ke Ummi...

dan 2 minggu kemudian, terdengarlah kalimat di bawah :
"forum ini tujuan utamanya adalah bukan untuk mencari materi, tapi semata untuk mencari RidhoNya dan meningkatkan ketaqwaan padaNya, hukumnya sama dengan sholat, jika tidak dilakukan, antum bisa membayangkan dosa yang akan antum terima...."

in-doktrinasi tak beralasan....
kita sudah dewasa, dakwah ini pun tidak lagi berusia muda
tapi heran, kenapa masih ada pemikiran2 seperti itu yang terlontar
tujuan kita hanya ingin menciptakan forum yang tidak hanya bernuansa ruhiyah, tapi kental dengan diskusi2 ilmiah dan wawasan-wawasan kontemporer...

kini keinginan itu tidak bersambut....
saatnya kembali meluruskan niat...
mencari mutiara di tempat lain...

Rindu Surabaya

aku lahir dan besar di surabaya, menjadi dewasa di jakarta (ngakunya seh :-D)
hidup mandiri, bebas dari ketergantungan finansial dan emosional dari keluarga adalah keinginan sejak kecil
sekedar ingin membuktikan kalo aku juga bisa mandiri, seperti mbak erna, yang sejak SMU sudah bisa cari duit sendiri
yup, aku tidak memungkiri, klo aku mencontohnya, tapi bagaimanapun tidak selamanya murid bisa melampaui gurunya...
roda kehidupan itu berputar, setelah karirnya naek dengan fantastis tiba2 dia diberhentikan karena kecemburuan rekan kerja
tidak ada waktu jedah buatnya untuk memulai lagi dari awal
menata hidupnya lagi, dan alhamdulillah dia sudah mendapatkan pekerjaan yang layak lagi
setelah mencoba beberapa posisi sebelumnya
meski dia bilang, dia belum cinta ma kerjaanya

itulah salah satu hal yang membuat aku merindukan surabaya
melihat sendiri bagaimana orang2 yang aku sayangi menjalani hidupnya
mendengar kisah nya
keluargaku bukan termasuk orang kaya ato menengah ke atas
tak jarang kita makan lauk yang sama untuk beberapa hari
tapi kita sungguh kaya akan pengalaman dan perjuangan hidup
aku belajar banyak dari mereka

kesabaran dan kebijaksanaan dari mas ku yang pertama
ketelatenan dari mas ku yang kedua
cinta tanpa pamrih dari mbakku yang ketiga
pemurahnya mas ku yang keempat
kekritisan mba elvi, mbakku yang kelima
dan ketegaran mba erna, mba bungsuku

aku belum sepenuhnya bisa meniru mereka
tapi aku akan terus belajar dari mereka
dan aku akan selalu merindukan saat-saat bersama mereka

aku
rindu surabaya
kota kelahiran dan tempat aku dibesarkan

Wednesday, February 21, 2007

Do not let other screw up your life

" jangan biarkan orang laen menghancurkan karier dan mimpi2mu hanya karena kamu tidak suka dengan cara dia memperlakukanmu "

kutipan itu aku dapet pas lagi nonton film "legally blonde" di trans7 kapan hari
dan masyaAllah, Allah itu memang paling tau kebutuhan hambanya
padahal, aku bukan tipe orang yang suka nonton tv, malam itu aku pulang jam 7 malam
pas film itu baru mulai, karena rindu akan tontonan yang dah beberapa minggu ini aku tinggalkan
akhirnya, nongkrong juga di depan nya
hehehehe

paginya, aku bener2 putus asa, rasanya ingin keluar dari pressure kerjaan yang luar biasa
aku sampai pada titik dimana aku bener2 membutuhkan perlindungan
seseorang yang akan berdiri di depanku dan mengatakan
"semua akan baik2 saja, akan aku bantu kamu menyelesaikan ini"
tapi sayangnya, aku ga mendapatkannya, even from my manager...
jadi harus aku tanggung sendiri, kesalahan orang laen, kecerobohan orang laen
hanya karena i'm person in charge for this project
what an unfair life....

aku berpikir untuk pindah
sedikit aneh memang, karena aku tidak pernah menyerah sebelumnya
tapi kali ini, aku bener2 ingin pindah, ga betah
semua gara2 dia, seseorang yang memang mungkin tidak suka denganku
semua yang aku lakukan salah, meski aku melakukan apa yang dia perintahkan sebelumnya
tapi karena hal itu tidak memuaskan banyak orang
akhirnya kesalahan itu dilimpahkan padaku
"kenapa kamu begini ? kenapa kamu begitu ? why dont you think! "
aku mengira dia mengidap amnesia
tidak ingatkah dia waktu dia berkata :
"kamu harusnya ga gini, sekarang kamu coba ini..."
and then i try..i do what she wanna me to...
but it become worst, she should listen to me, even i'm just her staff
but it doesnt mean boss always correct and staff always wrong
isnt it ?

hanya gara2 dia, yang aku tidak suka
lantas aku berpikir untuk berhenti dan pindah
aku pulang dengan alternatif2 perencanaan masa depan yang telah aku siapkan
sepanjang jalan aku berpikir, mana yang akan aku pilih
sampailah aku di kos
dan terdengarlah di telingaku kata2 itu :

" jangan biarkan orang laen menghancurkan karier dan mimpi2mu hanya karena kamu tidak suka dengan cara dia memperlakukanmu "

dan memang bener,
begitulah dunia
kadang kita berhadapan dengan orang2 baek, tak jarang pula kita berurusan dengan orang sinis, jahat, preman, tukang adu domba, "pencuci tangan"..dan laen-laen
and we have to face it
that's the real wordl

klo dulu jaman kuliah, ada mata kuliah pilihan yang bisa kita pilih
entah itu karena kita suka dosennya, ato karena memang suka mata kuliahnya
but in the real life, some time we dont have any choice except we should face it

dari kasusku, sebenarnya ga salah jika pada akhirnya aku memutuskan untuk pindah
karena aku tidak berencana menghabiskan sisa usiaku di sini
tapi aku tidak ingin, keputusan ku itu berdasarkan emosi sesaat
hanya karena aku tidak suka dengan bos ku

but then, life must go ono
like or dislike..