Tuesday, November 07, 2006

Komersialisasi Maaf

Alkisah, seorang pemuda muslim sedang mencari tempat berteduh di depan sebuah rumah, karena merasa lapar dan haus, dia memakan buah yang telah jatuh dari pohon si pemilik rumah. Sadar kalau dia telah memakan barang yang bukan miliknya, dia lantas mengetuk pintu rumah dan meminta ijin untuk mengikhlaskan buah yang telah dimakannya.Singkat cerita, si pemilik rumah mengikhlaskan dengan syarat, pemuda tersebut bersedia menikah dengan putrinya yang buta, tuli, bisu dan lumpuh.Berat rasanya bagi pemuda tsb untuk mengambil keputusan, hingga akhirnya ia menerima tawaran pemilik rumah. Menikahlah dia dengan sang gadis.

Di luar dugaan, ternyata sang gadis jauh dari sifat2 yang dicirikan oleh ayahnya. Dia adalah seorang gadis yang cantik rupa dan akhlaqnya. Buta karena dia tidak pernah memandang hal2 yang diharamkan, tuli karena telinganya hanya digunakan untuk mendengar firmanNya, bisu karena tak ada kata yang terucap selain kebaikan, dan lumpuh karena tempat maksiat tak pernah dikunjunginya.

masih inget cerita itu ?
seseorang pernah menceritakan ke aku dulu, waktu masih muda :D

sepintas seolah2 si pemilik rumah meng-komersialisasikan maaf dengan meminta pemuda untuk menikahi anak gadisnya, tapi bukan disitu pesan yang sebenarnya, aku yakin sodara2 dah mengerti maksud si pemilik rumah, cuman yang ingin aku bahas adalah sebentuk komersialisasi maaf yang terjadi....meski sebenarnya bukan demikian adanya...

beberapa waktu yang lalu, Arum, temen kantorku, menebar gosip yang menjelekkan nama baikku selama ini :D
aku meminta dia untuk melakukan pemurnian nama baik
dia pun bersedia, mengklarifikasi berita ke orang2 yang dah kadung dengar
tapi
ada syarat tambahan lagi dariku
sebatang coklat chunky bar
sekali lagi, salah satu praktek komersialisai maaf
semula dia menolak, apa hubungannya coklat ma maaf ?
tapi karena aku lumayan pinter berdiplomasi (halah)
akhirnya dia beri juga aku coklat, dan ga cuman sebatang
tapi dua batang....
alhamdulillah ^_^

2 minggu kemudian, Ari, keponakanku yang masih SMP kelas 2
yang semenjak aku di jakarta, sama sekali ga pernah nelpon langsung
tiba2 menelponku, dan tahukah anda apa yang dia minta ?
DUA BATANG COKLAT CHUNKY BAR !!
subhanallah
ternyata Allah tidak meridhoi praktek2 seperti ini
buktinya, Dia meminta kembali coklat yang diberi Arum lewat Ari

itu bukan kebetulan
kenapa koq yang diminta coklat ? bukan yang laen, padahal di sby kan banyak coklat juga
dan kenapa 2 batang ? sama seperti yang dikasih Arum, padahal aku cuman minta 1 ke arum
kenapa merek coklatnya sama ?
sebagai tanda penyesalan yang mendalam, akhirnya aku membelikan coklat yang sama untuk ke 9 ponakanku
--padahal ada yang masih 3 tahun :D --

ck ck ck
alhamdulillah, terima kasih Rabbi
laen kali aku nggak akan minta upeti lagi klo ada orang minta maaf

kali ini adalah cerita yang laen...
antara si fulan dan fulanah
singkat cerita, si fulanah telah amat sangat menyakiti, melukai atau mungkin telah menyayat2 hati si fulan
lantas dengan kerendahan hati dia meminta maaf dan keridhoan si fulan
apa jawaban si fulan "
"aku akan memaafkanmu asal kamu bersedia menikah denganku "

apakah ini termasuk dalam kategori komersialisasi maaf ?

wallahu'alam