Monday, December 11, 2006

Biarkan cinta bicara

"Dulu aku tidak mencintainya...", katanya di sela2 makan siang kami di fudcourt PIM 2
"aku menerima cintanya dan mencadi pacarnya, karena aku membutuhkan cinta....", lanjutnya sambil sesekali tersenyum
"aku ma dia berpacaran ga lama, cuman satu tahun, hinggal awal tahun ini dia melamarku...
pfiuuuhhh, aku bingung, tapi setelah berpikir panjang aku terima lamarannya, meski cinta belum hadir di hatiku... ", dia menarik nafas dan memainkan sendok di atas mangkuk mie nya
"tapi tahukah kamu, setelah menikah, perlahan rasa itu muncul, dan kini, aku tidak sabar menunggu jam 5 untuk segera pulang, dan bertemu suamiku, membukakan pintu untuknya dan membisikkan kata indah di telinganya..kalo aku cinta dia, aku sangat mencintainya...meski kami sangat berbeda, ya...karakter dan kebiasaan kami sangat berbesa, tapi justru karena itulah kami saling melengkapi"

aku tersenyum, mencoba menerka2 maksud dari ceritanya kali ini
karena dia bukan tipe orang yang suka mengumbar cerita kemana-mana

"kalo kamu ? ", tanyanya mengagetkanku
"hah ? aku ? maksudnya ? ", tanyaku balik ga ngerti
"kamu sudah menemukan orang yang kau butuhkan ? aku tidak bertanya orang yang kamu cintai, tapi orang yang kamu butuhkan...", pancingnya
"hmmmm...pertanyaan sulit :D "
"kenapa bukan kamu yang memulai, kalo kamu merasa dia pas buat kamu, segeralah utarakan niatmu, aku yakin kamu cukup mampu untuk melakukannya "
"kenapa harus aku ?",
"kadang, kita memang harus memperjuangkan sesuatu yang memang pantas untuk diperjuangkan...kecuali kalau kamu menganggap dia biasa2 aja dan tidak terlalu istimewa..."
"hmmm, tantangan yang menarik, we'll see..."
"ok, we'll see ^_^ "

hmmm
we'll see ^_^