Tuesday, May 02, 2006

Home schooling, strategi pemuliaan perempuan

pekan lalu, topik pembahasan di kajian pekanan adalah tentang isu feminisme
faham feminisme di barat sana telah mengalami pergeseran dari sejak faham ini digulirkan di awal tahun 70 an
bahkan icon2 feminisme, sebut saja stanem dkk, pun sudah menyadari adanya pembagian peran antara pria dan wanita, secara biologis memang berbeda,
hanya saja, rekan2 feminis di indonesia selalu saja ketinggalan beberapa tahap
sebenarnya bukan cuman feminis aja si, mostly, bangsa ini selalu ketinggalan menjadi "modern"
ketika orang2 barat mulai melirik ke arah spiritualitas, kita disini malah meniru jaman jahiliyah mereka...
ups, jadi nyeleneh bahasannya
back to topic....

pembahasan beralih ke gimana caranya para wanita terutama akhwat2 itu bisa teraktualisasikan
nah, karena mostly temen2ku itu ibu2, jadi concernnya lebih pada pendidikan anak
ide home schooling akhirnya keluar, mengingat biaya menyekolahkan anak ke SDIT sudah tak terjangkau kantong ikhwah, apalagi yang punya banyak jundi

dan aku tertarik, sepertinya itu jawaban dari keinginanku selama ini
terlibat di dunia pendidikan
home schooling

apa si home schooling ?
simak yang satu ini ^_^

Konsep home schooling itu akan menciptakan generasi yang berkualitas, karena dididik sesuai minat dan bakat anak," kata Prof Dr Djohar MS Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) di Yogyakakarta, Senin (29/8).

Sistem itu, menurut Prof Djohar, perlu diterapkan di Indonesia untuk memerdekakan pendidikan yang selama ini terjebak dalam belitan birokrasi yang sebenarnya justru merugikan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat berlangsungnya proses pendidikan, justru kehilangan arah dan tujuan utama yakni menciptakan manusia yang berbudaya.
"Standar yang diterapkan secara tidak masuk akal dan menyamaratakan semua siswa, menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan formal yang bahkan tidak menyentuh sisi pendidikan dan mementingkan pembelajaran," katanya.
Hal itu membuat tujuan utama pendidikan menjadi terlupakan. Orangtua dan siswa serta para guru menjadi mengedepankan nilai dibanding kualitas pribadi dan minat siswa. "Untuk memperbaiki itu semua, kita harus berani keluar dari sistem yang sebenarnya banyak mengarah pada tertib administrasi saja, bukan filosofi pendidikan seperti seharusnya," katanya.
Dengan sekolah yang bebas, maka siswa juga akan mendapatkan kebebasan untuk belajar dengan lebih baik. Sistem pendidikan yang demikian, harus segera diubah. Bila tidak, maka yang terjadi adalah kerusakan generasi yang nantinya akan menghancurkan bangsa.
"Home schooling menawarkan jalan keluar terbaik untuk masalah itu," ucapnya.


hmmm, menarik, dan insyaAllah akan segera terlibat, investasi masa depan lah
hanya saja, diperlukan perhatian dan fokus para ibu untuk bener2 bisa mendidik anaknya
sudah ada kurikulum yang setengah jelas :D dari depdiknas, tinggal kita mendaftarkan anak kita ke sekolah formal dengan nyantumin "home schooling" pada type belajarnya
proses belajar mengajar terjadi di rumah, tapi masih bisa ikut ujian di sekolah formal
dengan demikian biaya pendidikan bisa ditekan
krn tidak menggunakan fasilitas sekolah

nah, pertanyaannya adalah, gimana dengan para ibu yang kerja ^_^
yang bisa jadi ga bisa full day mendidik anaknya

temen2ku menjawab :
"tenang suroi, setidaknya anakmu ada pada tangan yang tepat, kita bikin home schooling in group aja, kayak personelnya Debu (grup nasyid)"

menarik, ditambah lagi pernah dikupas di tv sebuah home schooling yang dikelola secara profesional
biaya SPP nya cuman 6000 perbulan
anak2 bebas belajar sekehendak mereka, sesuai minat mereka, dengan tetap didampingi guru
seru ga ?
lantas para ibu2 yang nganterin itu diberdayakan, mereka bikin prakarya yang bisa dijual
untuk membantu menutup biaya pendidikan
sekaligus mencegah terjadinya "gosip - menggosip" dikalangan ibu2
dengan begitu para wanita terberdayakan
insyaAllah

smoga keinginan ini tidak hanya sekedar menjadi keinginan belaka
tapi termanifestasi dalam tindakan
tak sabar rasanya menunggu hari itu
hari dimana akan didiskusikan lagi dengan lebih serius rencana mendirikan home schooling
dengan dibantu oleh seorang pakar pendidikan

smoga..